Pesawat Merpati/ilustrasi. (ANTARA/Lukisatrio)
TEMPO Interaktif, Jakarta -Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan penerusan pinjaman luar negeri (subsidiary loan agreement/SLA) pada PT Merpati Nusantara akan tetap menjadi SLA dan tidak akan dikonversi menjadi penyertaan modal Negara (PMN). “SLA itu sudah disetujui dan akan tetap menjadi SLA,” kata Agus Marto saat ditemui usai rapat paripurna DPR, Jakarat Selasa (24/8)
Agus menjelaskan, SLA itu adalah pinjaman yang akan digunakan untuk mendatangkan pesawat terbang . Seperti diketahui, Merpati Nusantara mendapat dana pinjaman dari pemerintah Cina dan Exim Bank of Cina sebesar US$ 232 juta untuk membeli 15 pesawat dari Cina.
Agus membantah bila dinyatakan 15 pesawat yang akan didatangkan dari Cina itu bermasalah. Dia mengaku sudah memperoleh informasi, baik dari Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan maupun dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyebutkan tidak ada masalah dengan pesawat-pesawat yang akan didatangkan dari Cina tersebut.
Yang jelas, Agus menegaskan, Merpati akan tetap terus diwaspadai terutama terkait dengan restrukturisasi operasional dan financial di perrusahaan tersebut.
Sebelumnya, direksi PT Merpati Nusantara meminta restu Badan Anggaran DPR agar SLA dari Cina tersebut dikonversi menjadi penyertaan modal negara di Merpati. Dana yang tadinya tercatat sebagai utang diharapkan dalam pembukuan Merpati akan menjadi modal . Pembelian 15 pesawat Xian MA-60 itu merupakan kompensasi keikutsertaan Cina dalam proyek pembangunan pembangkit listrik 10 ribu megawatt.
Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu mengatakan Badan Anggaran DPR dan pemerintah sudah menyetujui SLA tersebut digunakan untuk membeli pesawat. Menurut Said, Merpati sudah dapat persetujuan untuk menggunakan pinjaman tersebut. Dia mengatakan kini tinggal Merpati untuk mengambil 15 unit pesawat tersebut.
Kesepakatan itu diambil dalam rapat Panitia Kerja SLA Badan Anggaran DPR pada Senin (23/8).
http://www.tempointeraktif.com/