JAKARTA - Maskapai penerbangan swasta nasional, Batavia Air serius menggarap pasar penerbangan Timur Tengah, utamanya Arab Saudi. Sejak membuka jalur penerbangan ke wilayah itu 23 Mei 2010 lalu, tingkat isian penumpangnya berkisar 80-100 persen.
"Kita sudah buka penerbangan regular setiap hari ke Jeddah sejak 23 Mei lalu. Jatah yang diberikan Saudi sembilan kali seminggu tapi baru kita pakai tujuh kali seminggu," ujar Vice President Middle East & Hajj Batavia Air, Sukirno Sukarna saat dihubungi kemarin. Pihaknya mengaku tidak mendapat kesulitan membuka kantor cabang di Jeddah.
Selain menyediakan pesawat Airbus 330 untuk operasional pulang pergi Jeddah-Jakarta, Batavia Air juga perlu mendirikan kantor cabang untuk penjualan tiket dan lain sebagainya. "Tidak begitu sulit. Setelah mendapat izin dari pemerintah Saudi kita langsung sewa kantor, buka account (rekening bank) dan persiapkan SDM (sumber daya manusia)-nya," kata dia.
Untuk petugas-petugas ground handling (penanganan bagasi) Batavia menjalin kerjasama dengan perusahaan setempat. Ada tiga perusahaan ground handling di Arab Saudi yaitu Attar, National Handling Services dan Saudi Airlines. "Kalau sediakan petugas ground handling sendiri biayanya terlalu besar. Kita pakai Attar karena harganya lebih kompetitif," tuturnya.
Beberapa bulan pertama buka rute ke Arab Saudi, penerbangan Batavia Air langsung laris. Buktinya tingkat isian penumpang (load factor) dari Jeddah selalu diatas 80 persen. Bahkan, di musim liburan lalu load factor mencapai 100 persen. "Orang Arab yang biasanya liburan ke Malaysia, sekitar 40 persen dapat kita bawa ke Indonesia karena promosi wisata kita," lanjutnya.
Dalam berpromosi, Batavia Air menggandeng perusahaan tour&travel di Arab Saudi untuk menawarkan paket wisata ke sejumlah kota di Indonesia seperti, Jakarta, Bandung, Bali dan lain sebagainya. "Mereka lebih suka ambil paket liburan supaya tidak ribet cari hotel di Indonesia. Paling banyak ke Jakarta, Bali mereka kurang suka karena banyak patung," cetusnya.
Di Jakarta, kebanyakan wisatawan Arab Saudi gemar mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti museum atau tempat wisata kebun binatang seperti taman safari. Maklum, di negeranya tidak banyak hewan yang bisa dilihat kecuali onta. Pada saat musim liburan, penumpang Batavia Air dari Jeddah 60 persennya adalah orang Saudi. "Saya optimis Saudi bisa kita garap, karena mereka sudah bosan lihat Malaysia," tegasnya.
Indonesia, menurut Sukirno, lebih bisa dijual karena memiliki berbagai tujuan wisata dan budaya. Sayangnya, hingga saat ini promosi wisata yang dilakukan pemerintah Indonesia ke negeri petrodolar itu sangat kurang. Oleh sebab itu, Batavia Air memutuskan untuk melakukan promosi sendiri. "Kita sebarkan brosur, beriklan, dan ikut pameran-pameran wisata," jelasnya. (wir)
http://www.jpnn.com/read/2010/12/08/79021/Batavia-Incar-Wisatawan-Saudi-