Pemberontak Suriah Kuasai Bandara Militer - Mereka merebut stok amunisi dan satu skuadron pesawat tempur. Pasukan pemberontak di Suriah berhasil merebut pangkalan Angkatan Udara pemerintah dan menahan sejumlah pesawat tempur di bagian utara negara itu, dalam perang saudara yang sudah berlangsung 23 bulan dan PBB mengingatkan jumlah korban tewas naik menjadi hampir 70.000 orang.
Perkembangan ini terjadi di tengah makin suramnya prospek untuk menemukan solusi politik, dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendesak Presiden Bashar al-Assad untuk melakukan dialog seperti yang ditawarkan pihak oposisi.
Pengawas Hak Asasi Manusia Suriah, (Syrian Observatory for Human Rights), sebuah LSM yang berbasis di Eropa, mengatakan para pemberontak menguasai bandara militer di Al-Jarrah, provinsi Aleppo, dan untuk pertamakalinya bisa menyita satu skuadron pesawat tempur termasuk jenis MiG buatan Rusia.
Selama serangan di bandara itu, para pemberontak membunuh, melukai dan menahan lusinan tentara, kata LSM itu, sembari menambahkan bahwa tentara lainnya kabur dengan meninggalkan amunisi dan pesawat perang.
Segera setelah itu, Angkatan Udara mengirim jet tempur untuk membombardir bandara dalam upaya mengusir para pemberontak, dan juga menyerang kawasan sekitar bandara yang dikuasai pemberontak.
Militer Suriah Klaim Tak Khawatir
Seorang sumber militer Suriah di Aleppo membenarkan pemberontak menguasai bandara setelah pertempuran selama 48 jam, namun dia meremehkan hilangnya aset di Al-Jarrah itu."Itu bandara yang sangat kecil yang hanya dipakai untuk latihan," kata pria yang tidak disebutkan namanya itu. "Yang ada di sana hanya sedikit amunisi yang sudah tidak terpakai dan beberapa pesawat yang tidak berfungsi lagi."Para aktivis di lain pihak melaporkan adanya serangan pemberontak di bandara internasional Aleppo dan bandara militer Nayrab di dekat situ, meskipun militer membantah hal tersebut.Ditutup sejak tanggal 1 Januari 2013, "bandara internasional Aleppo sudah lama menjadi target serangan, namun tindakan pengamanan dan keberanian tentara Suriah bisa mencegah orang-orang bersenjata untuk mendekatinya," kata sumber militer itu.
Pemberontak Ubah Target
LSM yang sama juga melaporkan bahwa pemberontak menguasai jalan utama yang menghubungkan provinsi Aleppo dengan Raqa dan juga sebagian pos militer yang bertugas mengamankan kawasan sekitar bandara.Para aktivis di Aleppo mengatakan para pejuang pemberontak mengubah fokus mereka dari perang dalam kota ke penguasaan bandara dan pos militer."Itu merupakan hal yang penting karena menjadi sumber yang cepat untuk mendapatkan amunisi dan peralatan lainnya, dan juga penguasaan (bandara) bisa mencegah digunakannya pesawat untuk membombardir kami," kata aktivis bernama Abu Hisham dalam pernyataan via internet.Meskipun para pemberontak belum berhasil merebut satu pun kota besar selama hampir dua tahun ini, kemajuan yang mereka capai di daerah utara cukup pesat Selasa (12/2) kemarin, kata anggota LSM Rami Abdel Rahman."Setelah rangkaian kejadian di Aleppo hari Selasa, makin jelas bahwa sesumbar rejim kalau mereka akan menang sebentar lagi hanya palsu saja," kata dia.Lewat kantor berita SANA, Presiden Assad menyerukan adanya “tindakan bersama” oleh negara dan rakyat untuk mengurangi dampak krisis.Dia juga menuduh kelompok-kelompok yang menargetkan Suriah berusaha untuk menghancurkan infrastruktur negara itu.
PBB Tidak Bertindak
Konflik di negara itu sudah menewaskan hampir 70.000 orang sejak pecah pada Maret 2011, kata kepala urusan HAM PBB, Navi Pillay. Bulan lalu, perempuan itu memperkirakan jumlah korban tewas adalah 60.000 orang.Pillay juga mengecam Dewan Keamanan PBB yang tidak mengambil tindakan apa pun, karena China dan Rusia sudah menggunakan hak veto atas tiga resolusi yang merekomendasikan sanksi atas rejime Presiden Assad."Kami akan dihakimi atas tragedi yang pecah di depan mata kami ini. Dewan Keamanan, dan juga mereka yang menempati posisi kunci di PBB, nantinya akan ditanya apa saja yang telah kami lakukan," kata dia.Sekjen PBB sendiri sebelumnya mengkritik Dewan Keamanan dengan mengatakan badan tersebut “tidak boleh lagi hanya berdiri di pinggir, buntu dan menyaksikan dengan diam terjadinya pembantaian.”
sumber :
http://www.beritasatu.com/berita-utama/96547-pemberontak-suriah-kuasai-bandara-militer.html