IATA Dorong Perbaikan Penerbangan di India - JAKARTA, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menyerukan pemerintah India dan industri penerbangan di Indonesia, untuk bergabung pada serangkaian proyek dalam rangka meningkatkan keselamatan, keamanan, dan efisiensi di India.
"Saya mengajukan serangkaian proyek untuk meningkatkan keselamatan, keamanan, dan efisiensi dalam penerbangan di India. Hal ini selaras dengan kepentingan pemerintah dan industri. Penerbangan dan penerbangan yang terkait dengan pariwisata, mendorong 1,5 persen dari PDB India dan mendukung 1,8 persen lapangan kerja. Sektor penerbangan yang kuat akan menjadi katalis untuk keuntungan ekonomi yang lebih luas,"ujar Tony Tyler, Dirjen dan CEO IATA, Selasa (26/3/2013) dalam surat elektroniknya kepada Kompas.

Berita dan Informasi [ penerbangan ]
Menurut Tyler, India adalah pasar potensial terbesar di masa depan dan industri di sini baru saja menyadari hal ini. "Bila ingin merealisasikan potensi besar di India, harus memfokuskan diri pada bilang keselamatan, keamanan, dan e-cargo (e-freight)," ujarnya.
Keselamatan (safety) adalah prioritas pertama dalam sebuah industri. Audit Keselamatan Operasional IATA (IATA Operational Safety Audit/IOSA) adalah standard global yang berperan dalam meningkatkan keamanan.
Tahun 2012, IOSA mencatat kinerja keselamatan maskapai penerbangan yang terdaftar 77 persen lebih baik dibandingkan penerbangan yang tidak terdaftar. Karena India ingin mengembangkan Otoritas Penerbangan Sipil yang sesuai dengan standar global, Tyler mendorong India untuk mengambil keuntungan dari IOSA dan Audit Keselamatan IATA untuk Operasi Dasar (IATA Safety Audit for Ground Operations/ISAGO).
Tyler juga mendorong India untuk menjadi pemain kuat dalam proses keamanan kargo dan pemeriksaan (Secure Freight and the Checkpoint) di masa depan. "Untuk dapat mewujudkannya, India perlu menerapkan informasi penumpang yang menjadi syarat anggota Organi sasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO)," ujar Tyler.
Selain itu, Tyler juga mendesak India untuk meninjau kembali kebijakan "ground handling"-nya.
Untuk bidang e-cargo (e-freight), Tyler mendorong India untuk memodernisasi proses kargo. Dalam hal ini,industri penerbangan India sudah menentukan target mengadopsi 100 persen e-Air Waybill untuk kargo pada tahun 2015, sebagai langkah menuju implementasi e-kargo.
India juga telah meratifikasi Konvensi Montreal tahun 1999 tentang invoice elektronik (e-invoice), dan Konvensi Kyoto tahun 2005 tentang rekomendasi prosedur e-Customs. "Untuk implementasi e-kargo ini tentunya dibutuhkan komitmen dari pemegang otoritas tertinggi," ujar Tyler.
sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/03/26/18455362/IATA.Dorong.Perbaikan.Penerbangan.di.India.