Rute Padang-Singapura Ditutup - Padang, Pembukaan rute penerbangan dari Padang-Singapura dan Singapura-Padang, ternyata tidak bertahan lama. Pasalnya, sejak penerbangan perdana 3 Desember tahun lalu hingga kini minim penumpang sehingga kunjungan wisatawan belum terdongkrak. Berdasar data maskapai Mandala Airlines, sejak rute tersebut dibuka akhir Desember 2012, load factor atau keterisiaan penumpang maskapai Mandala Airlines dari Singapura-Padang hanya 31,70 persen.
“Kami saat ini tengah lakukan evaluasi kembali terhadap pembukaan rute penerbangan dari Padang-Singapura dan Singapura –Padang. Kalau untuk Padang–Singapura tak ada persoalan, karena animo masyarakat cukup tinggi memanfaatkan rute penerbangan itu. Cuma masalahnya untuk rute dari Singapura-Padang,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumbar, Burhasman Bur kepada Padang Ekspres, usai rapat evaluasi jalur penerbangan Mandala di gubernuran, kemarin.

Berita dan Informasi [ penerbangan ]
Bekas Kepala Dinas Pendidikan Sumbar itu menyebutkan sejak dibuka rute Singapura-Padang belum memberikan kontribusi nyata dalam mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan mancanegara di Sumbar. Ada sejumlah faktor, yakni waktu penerbangan dari Padang-Singapura terlalu pagi. Sementara penerbangan dari Singapura-Padang dilakukan malam hari.
“Dengan jadwal keberangkatan seperti itu, otomatis tidak membuka peluang bagi wisatawan mancanegara untuk melakukan kunjungan wisata. Karena, mereka hanya numpang tidur saja di sini. Kita sudah minta agar dilakukan rescedule ulang jadwal penerbangan itu. Mandala juga sudah menyadari hal tersebut yang menjadi salah satu faktor tidak tercapainya load factor itu,” ujarnya.
Faktor lainnya, kata Burhasman, sulitnya mengubah image perjalanan wisata. “Salah satu cara yang dapat dilakukan memperbanyak atraksi kesenian. Ini tentu saja peranan dari para pelaku wisata yang diminta lebih berperan,” tuturnya.
Dia berharap agar semua pihak di Sumbar tetap mempertahankan pembukaan rute ini. “Sepanjang hal itu tidak dilakukan, sulit bagi rute ini tetap bertahan. Minimal langkah terburuk yang dapat dilakukan mengantisipasi hal ini mengurangi frekuensi penerbangan,” ucapnya.
Direktur Komersial Mandala Airline, Brata Rafly mengatakan, rendahnya load factor bukan karena promosi yang kurang. Mandala sudah jor-joran mempromosikan harga tiket murah untuk tujuan tersebut. Persoalan ini muncul akibat demand untuk tujuan rute itu sedikit. Brata mengatakan Mandala tidak bisa menggenjot lagi, tingkat load factor rute tersebut.
“Kami terpaksa menutup jalur itu. Jika tetap beroperasi tentu saja itu akan merugikan kami. Apalagi, kami perusahaan yang baru saja mulai beroperasi lagi. Kami tentu harus memikirkan keberlangsungan perusahaan,” ucapnya.
Tuding Promosi Minim
Di tempat terpisah, Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Indonesia (Asita) Sumbar Ian Hanafiah menilai kurangnya tingkat kunjungan wisatawan mancanegara dari Singapura ke Padang, bukan minimnya atraksi kesenian, tapi promosinya betul minim. Akibatnya, banyak masyarakat Singapura tidak mengetahui pembukaan rute ini.
“Saya menilai, pihak Mandala salah strategi untuk masuk. Sebab, mereka buka rute penerbangan itu awal Desember. Sementara, sejak November, masyarakat Singapura telah menyusun perjalanan wisata mereka. Akhirnya, pembukaan rute baru tidak mendongkrak tingkat kunjungan wisata,” ucapnya.
Untuk mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan dari Singapura-Padang, Mandala Airlines memanfaatkan kegiatan surfing di Kepulauan Mentawai. Kegiatan surfing itu dimulai dari April sampai November. Kegiatan itu dapat mendatangkan 5000 wisatawan.
“Peluang itu dapat dimanfaatkan Mandala untuk mengisi load factor-nya. Jika, dengan kondisi sekarang jadwal penerbangannya setiap hari, bisa saja dikurangi dengan 3 kali penerbangan seminggu,” ucapnya.
Ian berjanji akan berkoordinasi dengan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) agar dapat memberikan diskon khusus terhadap wisatawan Singapura yang berkunjung ke Sumbar. “ Ini salah satu cara kami pula untuk menarik tingkat kunjungan wisatawan mancanegara di Sumbar,” ucapnya.
Ketua BPD PHRI Sumbar Maulana Yusran, menilai bukan karena pelaku pariwisata kurang menyuguhkan atraksi kesenian, tapi promosi pariwisata yang kurang. “Sejak rute itu dibuka, belum ada pertemuan yang dilakukan dengan travel agent dari Singapura. Harusnya kan dipertemuan kami dengan mereka. Tapi sampai hari ini tidak ada. Inilah yang sangat kita sayangkan,” ucapnya.
sumber :
http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=41926