Obama Setujui Peraturan Pesawat Nirawak

Obama Setujui Peraturan Pesawat Nirawak - WASHINGTON Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyetujui peraturan ketat untuk pesawat nirawak, Kamis (23/5). Peraturan itu akan mengatur kapan AS dapat mengerahkan pesawat nirawak untuk menghadapi tersangka teroris di luar negeri. Peraturan itu juga menyatakan pembunuhan dapat digunakan dalam keadaan yang “sangat terpaksa,” jika tidak ada alternatif lain. Obama mengatakan penggunaan pesawat nirawak di sebuah wilayah perang sebagai pertahanan diri melawan militan berbahaya, dan guna menjadikan AS lebih aman.

Serangan pesawat nirawak oleh AS telah dilakukan secara diam-diam oleh CIA di Pakistan, Yaman, dan Somalia. “Kita berperang dengan sebuah organisasi yang sekarang dapat membunuh banyak orang Amerika, mereka bisa melakukannya jika kita tidak menghentikan mereka lebih dulu. Bila seorang teroris tidak menimbulkan ancaman, AS tidak akan menggunakan serangan mematikan,” kata Obama.

Berita dan Informasi [ penerbangan ]

Pernyataan Obama itu dikeluarkan setelah pemerintah AS mengungkapkan bahwa empat orang AS telah tewas dalam serangan pesawat nirawak di Yaman dan Pakistan pada 2011, Rabu (22/5). Laporan itu merupakan pernyataan publik resmi pertama yang dibuat pemerintah AS atas kematian warga negara AS dalam serangan pesawat nirawak.

Kebijakan penggunaan pesawat nirawak untuk melawan teroris telah menjadi kontroversi di dalam negeri dan luar negeri. Publik AS mempertanyakan legitimasi penggunaannya. Pesawat nirawak dituding telah membunuh banyak warga sipil tak berdosa, termasuk warga AS, tanpa memberikan mereka kesempatan membela diri di pengadilan.

Disebutkan dalam pedoman kebijakan serangan pesawat nirawak bahwa serangan mematikan tidak akan digunakan sebagai “hukuman”. Namun, hanya untuk mencegah atau menghentikan serangan terhadap warga AS. Itu dilakukan hanya ketika penangkapan tidak mungkin dilakukan, dan tidak ada alternatif masuk akal lainnya yang ada untuk mengatasi ancaman secara efektif.

Disebutkan juga, bahwa jika tersangka yang menjadi target diidentifikasi sebagai warga negara AS, Departemen Kehakiman akan melakukan analisis hukum tambahan untuk memastikan bahwa tindakan itu dapat dilakukan terhadap individu sesuai dengan Konstitusi dan Hukum Amerika Serikat. Obama membela bahwa puluhan komandan, pelatih, pembuat bom dan agen al-Qaeda telah dibunuh di medan perang. Berbagai rencana teroris di AS dan Eropa dan Afghanistan telah digagalkan.

”Singkatnya serangan-serangan ini telah menyelamatkan nyawa,” ucap Obama. Meski demikian, Obama mengakui bahwa setiap tindakan militer AS di negara asing berdampak pada opini publik di luar negeri, dan berisiko menciptakan lebih banyak musuh. Namun, diutarakannya, AS sama sekali tidak bisa membiarkan teroris menciptakan tempat berpijak, di mana mereka dapat merencanakan dan melaksanakan serangan mematikan.